ajari aku menjadi naif, senaif dirimu yang masih bisa tertawa.
senaif kebahagiaan, dalam kita berdua.
karena, ketika kenyataan mulai bersinggungan.
aku merasa sakit, sakit yang nyaris tak tertahankan.
atau,
ajarkan aku menjadi penipu.
apabila ternyata engkau..
merasakan sakit yang sama dalam tawamu.
aku mencintaimu sepenuh hati,
tak peduli lagi, tepat ataupun tidak.
tak peduli engkau menyadari,
aku hilang ataupun tampak.
sudah kumenangkan taruhan ini, bahkan dengan sangat adil.
jauh sebelum engkau menyerahkan kertas dan pensil.
karena rinduku menetes sebanyak tetes gerimis.
ajari aku menjadi naif, senaif dirimu yang masih bisa tertawa.
karena aku yakin engkau merasa sakit,
sakit yang sama denganku dalam tawamu.
Selasa, 30 Juni 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Wah... akhirnya meluncur juga karya pertama sahabatku ini. Semoga ini bukan yg terakhirnya, keep posting.
BalasHapus